Di kala itu langit sudah berkali-kali membalik warna,
Bahkan hujan telah kehabisan derasnya untuk menciptakan bulir air di bebatuan dan pucuk daun cemara itu.
Siapakah engkau hingga aku harus mengulang-ulang namamu dalam doa malamku?
Dan terus bertanya dalam kebisuanmu,
Untuk siapa kita menyimpan percakapan ini?
Ditulis dalam perjalanan menuju Bandung
1 Desember 2017
0 komentar:
Posting Komentar