sudah hari kedua sejak senin menuju selasa, sejak saya mulai terhipnotis dan terjebak dalam "perahu kertas"
ya. perahu kertas. sebuah novel hasil rekomendasi seorang teman saya, Ignatius Fredy Sitindaon a.k.a pretty. hoow, cinta damai prett >o<
saya belum pernah membaca karya Dee sebelumnya, tapi judul ini cukup membuat saya tertarik. sederhana. dan bocah sekali. mengingatkan saya pada masa kecil yang cukup terbilang menyenangkan dengan sekumpulan perahu kertas. perahu kertas dari kertas-kertas ulangan yang bernilai jelek.
saya tak pernah tahu sinopsis cerita ini sebelumnya. pretty cuma bilang cerita percintaan. cuma saya pikir ini agak bombastis karena berhasil membius si kribo itu untuk menghabiskan satu kertas hanya untuk mencoret-coret nama Kugy sepanjang mata kuliah content development. seperti orang kesurupan. si kribo Fredy, bertampang rambo, berhati pinkan mambo (lagi, cinta damai ya fred) bisa terpikat, tersanjung, sampai terpeleset sama cerita itu?! wah, kalo Fredy ngga mental ama cerita begini, saya harus nyoba. pokoknya indikatornya Fredy. patokannya Fredy.
akhirnya setelah menempuh beberapa hari untuk mempertimbangkan, membeli atau meminjam (biasa insting mahasiswa, selama bisa menikmati yang gratisan, kenapa ngga? ngga ada yang lebih murah daripada gratis *ting ting ting*), saya putuskan untuk membeli. karena mengingat kapasitas saya yang tak mungkin bisa membaca buku berhalaman 400an lebih itu dalam waktu sehari-dua hari, sementara si pretty pengennya cepet-cepet dibalikin, karena bakal kangen sama si Kugy. mulai bodoh. ckckck. efek yang sangat dahsyat man.
perahu kertas sampai juga di tangan saya. setelah harus menempuh perjalanan pulang hujan-hujanan, dan setengah mati menyelamatkan si perahu kertas agar tidak keseret banjir bandang.
tak ada niat yang lebih mulia selain memberantas kebodohan, salah satunya dengan membaca buku.yeah! saya merencanakan untuk membaca si perahu kertas di hari libur kuliah saya. tapi sayang sekali, tangan saya cukup aktif untuk membuka chapter 1 dari 46 chapter. niat yang tadinya hanya ingin "menyicil" membaca berimbas pada aksi "baca buku sampai habis". jadilah saya, menghabiskan malam menghajar fajar untuk membaca buku. cukup 1 hari. boro-boro menunggu libur kuliah. 434 halaman tuntas dalam semalam. mata hampir jatuh. tugas manajemen proyek pun terbengkalai. fantastis si perahu kertas.
..............
AGEN NEPTUNUS
jika satu kebiasaan dan ritual aneh saya, adalah naik *a**i, maka Kugy Karmachameleon adalah menghanyutkan perahu kertas di aliran air. entah di got, di empang, di kali, apapun itu. aliran air yang ia yakini akan sampai di laut. sampai kepada neptunus.
ia meyakini dirinya adalah agen neptunus. mata-mata neptunus yang dikirim ke darat untuk melaporkan apapun yang terjadi di darat.
saya cukup terharu dengan kebiasaan ini.
mungkin memang ditakdirkan harus ada orang-orang aneh untuk menyemarakkan bumi ini.
si agen neptunus ini, pada akhirnya menginspirasikan saya tentang sesuatu. tentang "suara" yang pernah saya abaikan dulu. tentang "jiwa" yang pernah saya tinggalkan dulu. dan tentang "hati" yang pernah saya lupakan dulu.
MENULIS.
cita-cita yang pernah saya lupakan karena pikiran dan pandangan saya yang semakin realistis. kerealistisan yang membatasi cara berkhayal saya. sampai akhirnya itu mati. dan tidak ada awalnya lagi setelah bertahun-tahun. saya ingat bagaimana dulu saya smp senang sekali menulis. di buku diary, di buku tulis, bahkan di kertas- kertas kosong yang walaupun pada akhirnya berbuangan entah kemana. saat saya masih tidak peduli apakah yang saya tulis itu masuk akal atau tidak.
realitas yang mengubur cita-cita saya menjadi wartawan, karena "wartawan? mau jadi apa? mau makan apa?"
ya. realitas yang harus saya akui. "wartawan mau makan apa?"
pekerjaan yang sangat beresiko, tapi tidak cukup menjanjikan (di mata orang tua)
entah apa yang salah, karena darah kakek saya cukup kental dalam diri saya. idealisme dan cita-cita yang sama. hanya bedanya, dia berhasil mencapainya. dan saya tidak.
dialah sosok wartawan yang membuat saya belajar menulis hingga saat ini. seseorang yang menginspirasikan saya bahwa betapa banyaknya hal yang dapat kita tulis tentang dunia ini. tentang hidup yang singkat ini.
entah agen neptunus ini dapat menggerakkan jari saya sampai akhir atau tidak.
dan jika ini adalah sebuah perahu kertas, saya cuma ingin menyampaikan hal ini kepada neptunus,
"yth.neptunus, terimakasih untuk agenmu yang telah menginspirasikan saya tentang satu hal. saya ingin menulis lagi. suatu saat, saya ingin membaca tentang kehidupan yang saya tulis. jadi jangan biarkan saya untuk berpikir realistis..."
ya. perahu kertas. sebuah novel hasil rekomendasi seorang teman saya, Ignatius Fredy Sitindaon a.k.a pretty. hoow, cinta damai prett >o<
saya belum pernah membaca karya Dee sebelumnya, tapi judul ini cukup membuat saya tertarik. sederhana. dan bocah sekali. mengingatkan saya pada masa kecil yang cukup terbilang menyenangkan dengan sekumpulan perahu kertas. perahu kertas dari kertas-kertas ulangan yang bernilai jelek.
saya tak pernah tahu sinopsis cerita ini sebelumnya. pretty cuma bilang cerita percintaan. cuma saya pikir ini agak bombastis karena berhasil membius si kribo itu untuk menghabiskan satu kertas hanya untuk mencoret-coret nama Kugy sepanjang mata kuliah content development. seperti orang kesurupan. si kribo Fredy, bertampang rambo, berhati pinkan mambo (lagi, cinta damai ya fred) bisa terpikat, tersanjung, sampai terpeleset sama cerita itu?! wah, kalo Fredy ngga mental ama cerita begini, saya harus nyoba. pokoknya indikatornya Fredy. patokannya Fredy.
akhirnya setelah menempuh beberapa hari untuk mempertimbangkan, membeli atau meminjam (biasa insting mahasiswa, selama bisa menikmati yang gratisan, kenapa ngga? ngga ada yang lebih murah daripada gratis *ting ting ting*), saya putuskan untuk membeli. karena mengingat kapasitas saya yang tak mungkin bisa membaca buku berhalaman 400an lebih itu dalam waktu sehari-dua hari, sementara si pretty pengennya cepet-cepet dibalikin, karena bakal kangen sama si Kugy. mulai bodoh. ckckck. efek yang sangat dahsyat man.
perahu kertas sampai juga di tangan saya. setelah harus menempuh perjalanan pulang hujan-hujanan, dan setengah mati menyelamatkan si perahu kertas agar tidak keseret banjir bandang.
tak ada niat yang lebih mulia selain memberantas kebodohan, salah satunya dengan membaca buku.yeah! saya merencanakan untuk membaca si perahu kertas di hari libur kuliah saya. tapi sayang sekali, tangan saya cukup aktif untuk membuka chapter 1 dari 46 chapter. niat yang tadinya hanya ingin "menyicil" membaca berimbas pada aksi "baca buku sampai habis". jadilah saya, menghabiskan malam menghajar fajar untuk membaca buku. cukup 1 hari. boro-boro menunggu libur kuliah. 434 halaman tuntas dalam semalam. mata hampir jatuh. tugas manajemen proyek pun terbengkalai. fantastis si perahu kertas.
..............
AGEN NEPTUNUS
jika satu kebiasaan dan ritual aneh saya, adalah naik *a**i, maka Kugy Karmachameleon adalah menghanyutkan perahu kertas di aliran air. entah di got, di empang, di kali, apapun itu. aliran air yang ia yakini akan sampai di laut. sampai kepada neptunus.
ia meyakini dirinya adalah agen neptunus. mata-mata neptunus yang dikirim ke darat untuk melaporkan apapun yang terjadi di darat.
saya cukup terharu dengan kebiasaan ini.
mungkin memang ditakdirkan harus ada orang-orang aneh untuk menyemarakkan bumi ini.
si agen neptunus ini, pada akhirnya menginspirasikan saya tentang sesuatu. tentang "suara" yang pernah saya abaikan dulu. tentang "jiwa" yang pernah saya tinggalkan dulu. dan tentang "hati" yang pernah saya lupakan dulu.
MENULIS.
cita-cita yang pernah saya lupakan karena pikiran dan pandangan saya yang semakin realistis. kerealistisan yang membatasi cara berkhayal saya. sampai akhirnya itu mati. dan tidak ada awalnya lagi setelah bertahun-tahun. saya ingat bagaimana dulu saya smp senang sekali menulis. di buku diary, di buku tulis, bahkan di kertas- kertas kosong yang walaupun pada akhirnya berbuangan entah kemana. saat saya masih tidak peduli apakah yang saya tulis itu masuk akal atau tidak.
realitas yang mengubur cita-cita saya menjadi wartawan, karena "wartawan? mau jadi apa? mau makan apa?"
ya. realitas yang harus saya akui. "wartawan mau makan apa?"
pekerjaan yang sangat beresiko, tapi tidak cukup menjanjikan (di mata orang tua)
entah apa yang salah, karena darah kakek saya cukup kental dalam diri saya. idealisme dan cita-cita yang sama. hanya bedanya, dia berhasil mencapainya. dan saya tidak.
dialah sosok wartawan yang membuat saya belajar menulis hingga saat ini. seseorang yang menginspirasikan saya bahwa betapa banyaknya hal yang dapat kita tulis tentang dunia ini. tentang hidup yang singkat ini.
entah agen neptunus ini dapat menggerakkan jari saya sampai akhir atau tidak.
dan jika ini adalah sebuah perahu kertas, saya cuma ingin menyampaikan hal ini kepada neptunus,
"yth.neptunus, terimakasih untuk agenmu yang telah menginspirasikan saya tentang satu hal. saya ingin menulis lagi. suatu saat, saya ingin membaca tentang kehidupan yang saya tulis. jadi jangan biarkan saya untuk berpikir realistis..."
0 komentar:
Posting Komentar