jadi sudah beberapa minggu ini saya mulai menulis kembali dan melanjutkan "naskah" yang sempat "mati" selama beberapa tahun. meski baru beberapa bagian dan sedikit catatan kecil. tugas-tugas kuliah semester 6 ini terbilang sangat cadas, dan cukup mengintervensi jari-jari dan pertimbangan saya untuk memilih mengerjakan tugas atau melanjutkan naskah.
"laptop,kau adalah saksi kebimbangan saya.hahaha."
menulis adalah aktivitas yang paling menyenangkan bagi saya, dan menjadi penulis adalah mimpi saya sejak di bangku SD. darah kakek saya yang notabene seorang wartawan di masanya begitu kental dalam diri saya. idealis yang hingga saat ini masih menempati peringkat 1 dalam emosi saya. namun bedanya adalah, dia berhasil mencapai mimpinya, dan saya tidak. walaupun saya berharap bisa mengganti kata "tidak" itu menjadi kata "belum", karena hingga detik ini pun saya masih merasa saya berada di jurusan yang salah.
setiap kali ke toko buku, saya selalu membayangkan jika suatu saat buku saya akan berada disana. dan hal itu cukup membuat saya tersenyum-senyum geli sendiri membayangkan seandainya itu benar terjadi. buat saya ini cukup menghibur kemirisan saya (yang salah jurusan).
dan hari ini, tepat di kamar mandi, saya mengikrarkan semua itu (sambil mengingat dasasila yang pernah saya ciptakan pertama kali ketika harus berjuang sendiri di bandung). dan kebodohan saya (menurut saya ini agak bodoh) adalah, saya kemudian meneteskan airmata di bawah cucuran shower sambil berikrar bahwa saya akan menulis, dan suatu saat saya harus menjadi wanita yang hebat. semoga ini tidak terlalu tinggi.
lalu sore ini saya seperti biasa melakukan ritual "hunting buku" di togamas. mata saya kemudian tertuju pada sebuah buku yang menyempil tinggal sebiji di deretan rak-rak buku yang lumayan banyak. buku itu keliatan seperti "pemain tunggal" di antara buku-buku lain yang jumlahnya masih berderet-deret panjang. pelan-pelan saya baca hingga kebablasan, lalu akhirnya saya sadar tinggal saya saja manusia yang bertahan di bagian itu sementara sebelumnya begitu banyak manusia berdiri-diri disana. sebelum saya memutuskan untuk membeli, saya melihat dulu biografi dan siapa penulis kata-kata yang sedemikian dalam itu. dan saya benar-benar merasa "tertampar" ketika membaca biografi sang penulis adalah anak SMA.
sungguh, dalam perjalanan pulang, masih antara "tertampar" dan kagum, saya semakin berpikir.
semoga mimpi saya ini tidak terlalu tinggi..
(bandung,4 juni 2010 1.11 am)
"laptop,kau adalah saksi kebimbangan saya.hahaha."
menulis adalah aktivitas yang paling menyenangkan bagi saya, dan menjadi penulis adalah mimpi saya sejak di bangku SD. darah kakek saya yang notabene seorang wartawan di masanya begitu kental dalam diri saya. idealis yang hingga saat ini masih menempati peringkat 1 dalam emosi saya. namun bedanya adalah, dia berhasil mencapai mimpinya, dan saya tidak. walaupun saya berharap bisa mengganti kata "tidak" itu menjadi kata "belum", karena hingga detik ini pun saya masih merasa saya berada di jurusan yang salah.
setiap kali ke toko buku, saya selalu membayangkan jika suatu saat buku saya akan berada disana. dan hal itu cukup membuat saya tersenyum-senyum geli sendiri membayangkan seandainya itu benar terjadi. buat saya ini cukup menghibur kemirisan saya (yang salah jurusan).
dan hari ini, tepat di kamar mandi, saya mengikrarkan semua itu (sambil mengingat dasasila yang pernah saya ciptakan pertama kali ketika harus berjuang sendiri di bandung). dan kebodohan saya (menurut saya ini agak bodoh) adalah, saya kemudian meneteskan airmata di bawah cucuran shower sambil berikrar bahwa saya akan menulis, dan suatu saat saya harus menjadi wanita yang hebat. semoga ini tidak terlalu tinggi.
lalu sore ini saya seperti biasa melakukan ritual "hunting buku" di togamas. mata saya kemudian tertuju pada sebuah buku yang menyempil tinggal sebiji di deretan rak-rak buku yang lumayan banyak. buku itu keliatan seperti "pemain tunggal" di antara buku-buku lain yang jumlahnya masih berderet-deret panjang. pelan-pelan saya baca hingga kebablasan, lalu akhirnya saya sadar tinggal saya saja manusia yang bertahan di bagian itu sementara sebelumnya begitu banyak manusia berdiri-diri disana. sebelum saya memutuskan untuk membeli, saya melihat dulu biografi dan siapa penulis kata-kata yang sedemikian dalam itu. dan saya benar-benar merasa "tertampar" ketika membaca biografi sang penulis adalah anak SMA.
sungguh, dalam perjalanan pulang, masih antara "tertampar" dan kagum, saya semakin berpikir.
semoga mimpi saya ini tidak terlalu tinggi..
(bandung,4 juni 2010 1.11 am)
posted by Chyntia Novy Girsang on Friday, June 4, 2010 at 1:20am
0 komentar:
Posting Komentar