Rabu, 19 Mei 2010

wish I have my own biography someday

0

hari ini teman saya mengatakan "wish I have a tatto someday". saya sih lagi pengen ngomong "wish I have my own biography someday" aja. ngga kebayang aja soalnya kalo saya sampe bilang "wish I have a tatto someday", wanita macam apa lagi saya jadinya nanti di mata orang-orang? sekarang saja cukup berstelan jeans, kaos, kets, dan ransel saja udah dikata "jalu", dikata "cowok", apalagi sempet pake acara bertatto. habis sudah reputasi dan semakin miring saja pandangan orang mengenai keabsahan saya sebagai perempuan! yeah!!

sebenarnya bukan mo ngomongin itu. saya lagi pengen asal-asalan aja disini. menunggu mata bener-bener jatuh. 2 hari ini saya selalu tidur subuh gara-gara tugas entre, bolos segala macam mata kuliah, padahal jatah saya udah pukul rata semua 2 biji. tugasku oh tugasku. judul paling tepat emang cuma "kejar daku kau kutangkap", sambil teriak-teriak bilang "matamuuuuuu!!"

berkutat dengan tugas entre. emang udah kecenderungan mahasiswa buat kejar tayang sama deadline-deadline tugas. H-3 deh baru saya mampus-mampus ngerjain entre siang-malam ngga makan ngga mandi ngga keramas berhari-hari, cuma makan walens tiap hari, cuma minum teh pagi-pagi. terlalu sadis emang caramu gas! tugas monyet!!

tapi saya senang kemaren guling-guling kasur demi entre, akhirnya saya ketemu 3 orang hebat waktu wawancara pak mamay ke alpina. sekali mendayung ngga ada yang terlampaui. untungnya ngga sesadis itu. kemarin pas ke alpina saya tujuannya sebenarnya mo ngewawancara pak mamay buat jadi role model. eh ternyata yang punya alpina bukan beliau, tapi pak bambang broto. nyahoy deh saya langsung panik gara-gara ngga mungkin ganti role model lagi. kapan ngejarnya juga kalo ganti?! akhirnya untung bala bantuan datang. mujur sekali saya waktu itu. kebeneran pak bambang broto ada, yah meskipun ngga ngaku kalo beliau adalah pak bambang broto dan dengan ngga tau malunya saya malah nanya "bapak orang arab ya?". sama sekali ngga tau kalo itu ternyata role model yang seharusnya saya wawancara. tapi ya udahlah, kerja keras tetap membuahkan hasil. malahan saya ngga nyadar juga beberapa jam ngobrol panjang lebar ternyata sama GM nya Puri Setiabudi. ngga nasib kali ngeh hal-hal yang begini.

entre pun akhirnya kelar. tangan saya gatel pengen desain-desain tugas entre sedemikian rupa soalnya jarang banget tugas kuliah boleh bebas dengan format tulisan warna dan bentuk apapun (si regha malah bikin laporan kayak bentuk koran. niat bener. yahud. untung ngga dibaliho-in)
kegatelan saya itu akhirnya bikin lebih gatel lagi.
"kok tugas aja bisa dibikin sebagus ini. ah saya harus punya buku sendiri! yang bagusnya kayak begini. kalo bisa lebih bagus!! saya pengen bikin kumpulan coret-coret saya dalam bentuk buku. kalo perlu ada biografi saya disitu. berhubung ngga ada orang yang bakal mau merangkum cerita hidup saya dalam bentuk biografi, maka tak ada jalan lain kecuali saya sendiri yang menulis biografi saya. jadinya bibliografi deh. masa bodo, yang penting saya punya buku sendiri."

ngga tau kapan terealisasinya. tugas-tugas kampret monyong monyet ini bikin ruang gerak saya menulis dan berkreasi semakin terbatas. cukup tidak bisa berpikir untuk hal lain, kecuali tugas yang begitu saya cintai ini (ngomongnya sambil pengen nangis-nangis n cakar-cakar dinding)

cepatlah selesai semua ini.
adooooh otak saya udah gatel.
naskah saya udah liar.
cepetan dong tugas-tugas, go out as soon as possible from my life!!!

Minggu, 16 Mei 2010

sebuah idealisme

0

saya masih bingung apa arti kata idealisme sesungguhnya.
ideal menurut pemahaman saya adalah segala sesuatu yang tepat pada tempatnya, pas sesuai takarannya. jadi, entah apa arti kata ideal itu menurut kamus besar Bahasa Indonesia, atau pengertian lain yang mungkin dapat lebih dipercaya. entahlah, jadi apa ideal itu.

dan saya pandang idealisme sebagai pandangan seseorang atau individu tentang segala sesuatu (hal) yang seharusnya, yang semestinya, yang tepat pada tempatnya, dan yang pas sesuai dengan takarannya. bukan tentang apa yang lebih baik, tapi tentang apa yang seharusnya. inilah pandangan dan pemahaman saya tentang sebuah nilai idealisme.

saya tak tahu apakah idealisme dapat dibenarkan dengan mengatakan bangsa dan negaranya sendiri sebagai "sampah", mencaci maki tapi tidak menunjukkan etisnya idealisme seorang pemuda. ya, sesungguhnya saya masih belum bisa menerima aksi pencaci-makian seorang pemuda terhadap bangsanya sendiri, sementara dia tidak juga bisa dijamin telah melakukan sesuatu atau apapun terhadap bangsanya. entah itu orasi, maupun idealisme, tunjukkanlah bahwa kita adalah pemuda yang berpendidikan, tunjukkanlah cara berdiplomasi yang berpendidikan. kita adalah pemuda. agen perubahan. ujung tombak negara. tidak akan ada yang berubah dengan marah ataupun mencaci negara kita ini hanya dengan sebatas facebook, atau apapun itu. tidak akan. karena saya pun tidak yakin bahwa petinggi bangsa ini adalah agen of change-nya teknologi, sehingga mereka harus memiliki facebook, plurk, ataupun twitter. bergerak lah dan lakukan lah, apa yang menurut kita seharusnya dilakukan oleh pemuda, sesuai takaran, sesuai talenta, sesuai kapasitas, dan sesuai hati nurani kita.

saya menghargai bangsa ini meskipun saya tidak bisa menghargai pemerintahannya.
dan saya pikir, idealisme dan nasionalisme seseorang mempunyai caranya masing-masing.

mengutip kalimat Soe Hok Gie, yang begitu saya kagumi,

"kami tidak percaya pada slogan. patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan. seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. karena itulah kami naik gunung."

(pernyataan Soe Hok Gie ketika mengajukan proposal rencana pendakian ke Gunung Slamet kepada para petinggi)

saya yakin mahasiswa adalah kaum terpelajar dan berpendidikan. mereka bersekolah, mereka belajar dan mendalami lebih jauh. mereka adalah kaum intelektual bangsa. sedemikian hebatnya semangat dan gerakan mahasiswa hingga melahirkan demonstran-demonstran dan para pemikir. mereka adalah penggerak reformasi dan peruntuh orde baru. mereka adalah kaum-kaum yang akan tersentil dengan perubahan harga sembako, kenaikan harga minyak, impor yang berlebihan, rancangan para petinggi yang sangat tidak masuk akal bagi rakyat, apalagi praktek KKN di tubuh pemerintahan. mereka adalah agen perubahan bangsa.

dan saya bukan manusia politik, bukan pengurus pemerintahan kampus, dan entah apapun itu.
saya hanya lah seorang pendaki gunung dan penikmat alam. sesuatu yang saya yakini adalah bahwa "untuk menjadi orang terbaik, seorang harus dekat dengan alam". dan bahwa "the secret of making of the best persons is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth " (song of open the road, walt whitman)

inilah yang bisa saya lakukan sebagai seorang pemuda. bentuk idealisme saya. bentuk diplomasi saya terhadap bangsa dan negara ini.

mudah-mudahan inilah yang disebut idealis. nasionalis.

Minggu, 02 Mei 2010

Sabtu, 01 Mei 2010

perahu kertas,catatan seorang demonstran,dan ketidakadilan adat..

0

perahu kertas

misi saya sudah terlaksana. setelah bela-belain melepaskan event rafting demi mengejar acara "pulang kampung" yang hanya terjadi 5 tahun sekali (paling sebentar), akhirnya cita-cita menjadi agen neptunus dan menghanyutkan perahu kertas di "kubangan air" yang luas tercapai juga, walaupun tidak jadi menulis apa yang ingin ditulis sebelumnya. paling tidak dapat lah ikhtisarnya =)

2 hari yang lalu, tepatnya tanggal 29 april 2010, saya dan beberapa anggota keluarga di Siantar berangkat menuju Pangururan, kampung alm. oppung saya yang terletak di Pulau Samosir untuk ziarah. perahu kertas yang artinya "surat kepada neptunus" ini akhirnya bisa saya hanyutkan beberapa menit setelah kapal fery menuju Tomok berangkat. entah akan bermuara kemana, atau bahkan hancur menjadi bubur kertas sebelum sampai ke Neptunus (btw Nus, sekarang udah hijrah ke danau kah? abis susah nih Nus nyari laut. maklum deh)

catatan seorang demonstran

buku tua yang berhasil saya bawa dari etalase koleksi buku tua alm. oppung saya ini akan menjadi "harta" baru saya. ngga ridho sampai-sampai nasibnya sama dengan "Aku" nya Chairil Anwar. hilang ngga tau kemana gara-gara ngga balik-balik.

ketidakadilan adat terhadap perempuan

hari ini membuat saya menarik kesimpulan bahwa ADAT TAK PERNAH ADIL TERHADAP PEREMPUAN! kami tahu kami tak membawa nama dan keturunan, tapi apakah hak yang seharusnya menjadi hak pun harus dikompromikan karena kami perempuan?!
bukan masalah besar-kecilnya nilai yang menjadi objek, tapi sangat tidak konsisten ketika orang tua mengatakan DIA ADIL TERHADAP ANAK-ANAKNYA , lantas kemudian ketika apa yang menjadi hak perempuan harus dibagi kepada laki-laki, karena dia LAKI-LAKI. seharusnya DIA. sementara ketika LAKI-LAKI mendapat hak yang menjadi haknya, perempuan tidak punya sedikit pun hak untuk bersuara. karena dia PEREMPUAN.

siapa yang bilang tidak ada lagi pengkotak-kotakan gender?!

ADAT MEMBUAT SEMUANYA TERKOTAK-KOTAK DAN TIDAK ADIL