Jakarta mulai temeram.
Sang angin perlahan menyejuk.
Ah, siang yang terik akhirnya terlewati.
Aku berakhir di sebuah sudut kedai kopi tua.
Menyeruput secangkir kopi hitam Indonesia yang khas.
Mungkin dia adalah belahan jiwa sementara yang diberikan Tuhan selagi aku menunggu pangeran yang sesungguhnya.
Lantunan suara Simon Adams menggaduhkan telingaku.
Sementara ruang ini pun terasa begitu bising.
Aku merasa konyol.
Menenangkan diri di tengah kebingaran.
Ah, mungkin tak apa.
Bodoh jika aku mati kesepian.
Bakoel Koffie Tjikini, 10•12•2016
0 komentar:
Posting Komentar