entah apa yang kita pikirkan
ketika menaruh setumpukan ransel- ransel ini
dan entah apa juga yang kita lakukan
ketika kaki mulai melangkah di antara suara jangkrik dan hutan sepi
udara suryakencana cukup dingin menusuk untuk membuat kita mati
tanah dan batu gunung putri pun cukup menertawakan keringat dan peluh kita yang bertetesan
di atas badan- badannya
tapi langkah kita belum bisa berhenti
karena tak ada alasan untuk itu
sebelum kita menapaki kaki di puncaknya
dan di antara hamparan padang eidelweiss yang dingin dan sepi
kita berpikir akan Keagungan Tuhan
dan keindahan Surga.
Rabu, 03 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar