Minggu, 05 September 2010

dedicate for my home from beginning, my home for ending..

0


saya dedikasikan untuk "rumah" saya. my home from beginning. my home for ending. "tanah kelahiran", dan kampung halaman yang paling saya cintai dan selalu saya rindukan

saya lahir dari sebuah suku dengan garis keturunan patrilineal yang sangat keras. suku dengan adat istiadat dan budaya yang bisa saya katakan hampir sangat kaku, yang sungguh memegang teguh adat istiadat yang begitu kompleks, yang sungguh mengagungkan anak laki-laki, dan dengan segala sudut pandang yang konservatif; suku perantau yang membuat saya hampir selalu bingung untuk menjelaskan status kewarganegaraan saya.

selama 6 tahun saya menghabiskan masa kecil saya di tanah batak, hingga akhirnya keluarga saya harus merantau ke belahan daerah lain dan hidup berpindah-pindah. nomaden. menjamah pulau kalimantan hingga jawa. hampir 15 tahun sudah. hidup di tempat yang bukan tanah nenek moyang saya hampir mengaburkan status saya sebagai orang batak, nyaris melupakan asal saya sesungguhnya, ditambah dengan keheterogenan suku di tempat saya 10 tahun lebih menghabiskan masa. saya bahkan hampir tidak sadar kalau saya orang batak karena lingkungan yang diciptakan selama bertahun-tahun tidak cukup mendukung saya untuk menyadari hal itu. pernah pun, saat itu saya tidak begitu menyukai segala kekompleksannya terlebih saya masih terlalu kecil untuk memahami itu. orang tua saya begitu sering mengikuti perkumpulan marganya,kami sebut itu arisan, dan saat itu motivasi saya ikut acara semacam itu hanya untuk bertemu teman-teman main saya, dan saya tidak peduli dengan apa yang para orang tua itu lakukan disana. saya hanya ingin bertemu teman bermain saya, saya hanya ingin pergi bermain-mencari keong dan menangkap kepiting di rawa-rawa penuh genjer, dan kembali di saat waktunya makan. rutinitas tiap hari sabtu entah minggu itu dulu begitu sering dilakukan orang tua saya, tanpa saya tahu untuk apa mereka melakukan itu. dan saya begitu tersiksa dengan acara natal paguyuban yang selalu mengharuskan kami untuk menghapal ayat-ayat Alkitab dalam bahasa batak, kemudian mengucapkannya kembali dalam satu barisan yang runtut di hadapan orang-orang. tapi saya begitu suka ketika kami harus menari tor-tor karena niscaya akan banyak uang yang diselipkan di antara jari-jari kami, dan niscaya kantong ulos kami akan penuh dengan uang. dan itu berarti saya bisa jajan apapun setelah itu :)

saya tidak pernah tahu apa arti semua itu, dan saya memang tidak ingin tahu saat itu. ketika keluarga kami pindah dari tenggarong ke balikpapan, semuanya semakin luntur. dan saya makin tidak suka dengan segala kompleksitas adat yang menurut saya begitu ribet. saat itu pun orang tua saya sudah tidak begitu sering ikut acara arisan seperti dulu ketika saya masih kecil.

akhirnya pandangan saya terbentuk sebatas: "ya, saya tahu saya orang batak". hanya sebatas itu. dan saya sungguh tidak bisa berbahasa batak dan tidak tahu menahu tentang adat. jika saya hidup di tanah kelahiran dengan pernyataan seperti itu, habislah saya.

meski begitu, saya selalu rindu "tanah" itu. dan di usia saya yang 20 tahun ini bukan berarti saya lantas langsung bisa menerima segala bentuk kompleksitas adat itu, justru otak dan logika saya semakin berspekulasi untuk menyatakan bahwa "bagaimana pun itu tetap ribet". dan di hari kepulangan saya selama 2 minggu kemarin, logika saya semakin ingin membenarkan semua itu. saya sungguh tidak bisa bertahan di acara adat pernikahan batak yang sehari penuh, until night-until drop dengan acara tari-menari yang tidak ada habis-habisnya dan suara gondang yang membuat jantung saya hampir copot (untung hampir). entah saya harus bersyukur atau merasa tidak beruntung, yang jelas saya sekarang sedikit demi sedikit mulai menyukai semua itu. dan sedikit banyak saya memandang hal ini menjadi sisi yang positif dari begitu kaku dan kompleksnya adat ini, yaitu bahwa setiap orang sungguh memegang teguh adat yang diajarkan padanya.

hingga detik saya menulis catatan ini, saya masih merindukan aroma tanah kelahiran itu. saya merindukan suasana dimana semua orang saling mengenal dan bertegur sapa di jalan bahkan di angkot, saya merindukan ritual makan bersama rantang dan tikar di pinggir jalan, saya merindukan suara musik di sepanjang danau toba, saya merindukan suasana di kapal feri menuju tomok, saya merindukan ritual melempar koin dari atas kapal buat anak-anak yang berenang mengejar kapal yang lepas landas, saya merindukan aroma danau di pulau samosir, saya merindukan suara ombak danau dan pemandangan kerbau makan siang di danau depan rumah oppung,saya merindukan malam hari menunggu kapal feri, dan saya merindukan ritual makan kerang rebus dengan tuak manis :)

siapa pun saya nanti, dimana pun saya nanti, pada akhirnya saya akan kembali ke sana, dikubur disana, menutup hidup saya disana, dan menjadi debu seperti permulaan saya diciptakan.

saya dedikasikan catatan ini untukmu..
you are my land. my home from beginning. my home for ending..

posted By Chyntia Novy Girsang · Thursday, June 3, 2010

dan saya meneteskan airmata untuk mimpi ini..

0

jadi sudah beberapa minggu ini saya mulai menulis kembali dan melanjutkan "naskah" yang sempat "mati" selama beberapa tahun. meski baru beberapa bagian dan sedikit catatan kecil. tugas-tugas kuliah semester 6 ini terbilang sangat cadas, dan cukup mengintervensi jari-jari dan pertimbangan saya untuk memilih mengerjakan tugas atau melanjutkan naskah.

"laptop,kau adalah saksi kebimbangan saya.hahaha."

menulis adalah aktivitas yang paling menyenangkan bagi saya, dan menjadi penulis adalah mimpi saya sejak di bangku SD. darah kakek saya yang notabene seorang wartawan di masanya begitu kental dalam diri saya. idealis yang hingga saat ini masih menempati peringkat 1 dalam emosi saya. namun bedanya adalah, dia berhasil mencapai mimpinya, dan saya tidak. walaupun saya berharap bisa mengganti kata "tidak" itu menjadi kata "belum", karena hingga detik ini pun saya masih merasa saya berada di jurusan yang salah.

setiap kali ke toko buku, saya selalu membayangkan jika suatu saat buku saya akan berada disana. dan hal itu cukup membuat saya tersenyum-senyum geli sendiri membayangkan seandainya itu benar terjadi. buat saya ini cukup menghibur kemirisan saya (yang salah jurusan).

dan hari ini, tepat di kamar mandi, saya mengikrarkan semua itu (sambil mengingat dasasila yang pernah saya ciptakan pertama kali ketika harus berjuang sendiri di bandung). dan kebodohan saya (menurut saya ini agak bodoh) adalah, saya kemudian meneteskan airmata di bawah cucuran shower sambil berikrar bahwa saya akan menulis, dan suatu saat saya harus menjadi wanita yang hebat. semoga ini tidak terlalu tinggi.

lalu sore ini saya seperti biasa melakukan ritual "hunting buku" di togamas. mata saya kemudian tertuju pada sebuah buku yang menyempil tinggal sebiji di deretan rak-rak buku yang lumayan banyak. buku itu keliatan seperti "pemain tunggal" di antara buku-buku lain yang jumlahnya masih berderet-deret panjang. pelan-pelan saya baca hingga kebablasan, lalu akhirnya saya sadar tinggal saya saja manusia yang bertahan di bagian itu sementara sebelumnya begitu banyak manusia berdiri-diri disana. sebelum saya memutuskan untuk membeli, saya melihat dulu biografi dan siapa penulis kata-kata yang sedemikian dalam itu. dan saya benar-benar merasa "tertampar" ketika membaca biografi sang penulis adalah anak SMA.

sungguh, dalam perjalanan pulang, masih antara "tertampar" dan kagum, saya semakin berpikir.

semoga mimpi saya ini tidak terlalu tinggi..

(bandung,4 juni 2010 1.11 am)

posted by Chyntia Novy Girsang on Friday, June 4, 2010 at 1:20am

Sabtu, 24 Juli 2010

homogenic-cityview-and wind

0

homogenic. cityview. and wind.

akhir-akhir ini saya suka sekali duduk di tempat ini.
tepat di depan jendela,
sambil mendengar lagu faithful dreams homogenic.

dan cityview dari tempat ini tak pernah membosankan.
di bawah sana luas sekali,
rumah-rumah yang seperti mozaik,
meski hampir tertutup oleh kabut, kadang asap

pasti ada banyak sekali manusia disana,
tapi mengapa saya hanya bertemu orang-orang yang sama?


Kamis, 22 Juli 2010

For De

0

Friendship isn't how you forget but how you forgive, not how you listen but how you understand, not what you see but what you feel, and not how you let go but how you hold on

(dedicated for my best friend ever in past, De)

Jumat, 16 Juli 2010

Song of the Open Road

0

Camerado, I give you my hand!
I give you my love more precious than money,
I give you myself before preaching or law;
Will you give me yourself,
Will you come travel with me?
Shall we stick by each other
as long as we live?

Now I see the secret of the making of the best persons.
It is to grow in the open air
and to eat and sleep with the earth.


Walt Whitman
Song of the Open Road

Kamis, 08 Juli 2010

I Pray

0

Allah yang baik,
sungguh sudah terlalu banyak yang saya telah minta selama bertahun-tahun Kau masih memberi saya kesempatan untuk menghirup nafas dengan bebasnya.
dan entah ini untuk ke sepuluh kalinya, seratus kalinya, seribu kalinya, atau bahkan untuk ke sejuta kalinya.

Saya mohon kepada-Mu dalam segala ketidakberdayaan saya,

Tolonglah hati saya yang sudah begitu letih ini, Bapa yang mengasihi saya.
Berikanlah kelegaan atas airmata yang membuat nafas saya tercekat,
ketenangan atas jiwa saya yang sudah terlalu kuatir,
kedamaian atas hati saya yang sudah terlalu galau,

Jawablah doa saya yang tak henti-hentinya saya ucapkan siang dan malam,

Hapus dan usapkan lah airmata dari wajah saya yang belum berhenti mengalir ini,Bapa

Dalam nama-Mu saya memohon,
dengan sangat hormat,
dan dengan segala kerendahan hati

Dengarkanlah....

Selasa, 06 Juli 2010

Senin, 05 Juli 2010

Rabu, 19 Mei 2010

wish I have my own biography someday

0

hari ini teman saya mengatakan "wish I have a tatto someday". saya sih lagi pengen ngomong "wish I have my own biography someday" aja. ngga kebayang aja soalnya kalo saya sampe bilang "wish I have a tatto someday", wanita macam apa lagi saya jadinya nanti di mata orang-orang? sekarang saja cukup berstelan jeans, kaos, kets, dan ransel saja udah dikata "jalu", dikata "cowok", apalagi sempet pake acara bertatto. habis sudah reputasi dan semakin miring saja pandangan orang mengenai keabsahan saya sebagai perempuan! yeah!!

sebenarnya bukan mo ngomongin itu. saya lagi pengen asal-asalan aja disini. menunggu mata bener-bener jatuh. 2 hari ini saya selalu tidur subuh gara-gara tugas entre, bolos segala macam mata kuliah, padahal jatah saya udah pukul rata semua 2 biji. tugasku oh tugasku. judul paling tepat emang cuma "kejar daku kau kutangkap", sambil teriak-teriak bilang "matamuuuuuu!!"

berkutat dengan tugas entre. emang udah kecenderungan mahasiswa buat kejar tayang sama deadline-deadline tugas. H-3 deh baru saya mampus-mampus ngerjain entre siang-malam ngga makan ngga mandi ngga keramas berhari-hari, cuma makan walens tiap hari, cuma minum teh pagi-pagi. terlalu sadis emang caramu gas! tugas monyet!!

tapi saya senang kemaren guling-guling kasur demi entre, akhirnya saya ketemu 3 orang hebat waktu wawancara pak mamay ke alpina. sekali mendayung ngga ada yang terlampaui. untungnya ngga sesadis itu. kemarin pas ke alpina saya tujuannya sebenarnya mo ngewawancara pak mamay buat jadi role model. eh ternyata yang punya alpina bukan beliau, tapi pak bambang broto. nyahoy deh saya langsung panik gara-gara ngga mungkin ganti role model lagi. kapan ngejarnya juga kalo ganti?! akhirnya untung bala bantuan datang. mujur sekali saya waktu itu. kebeneran pak bambang broto ada, yah meskipun ngga ngaku kalo beliau adalah pak bambang broto dan dengan ngga tau malunya saya malah nanya "bapak orang arab ya?". sama sekali ngga tau kalo itu ternyata role model yang seharusnya saya wawancara. tapi ya udahlah, kerja keras tetap membuahkan hasil. malahan saya ngga nyadar juga beberapa jam ngobrol panjang lebar ternyata sama GM nya Puri Setiabudi. ngga nasib kali ngeh hal-hal yang begini.

entre pun akhirnya kelar. tangan saya gatel pengen desain-desain tugas entre sedemikian rupa soalnya jarang banget tugas kuliah boleh bebas dengan format tulisan warna dan bentuk apapun (si regha malah bikin laporan kayak bentuk koran. niat bener. yahud. untung ngga dibaliho-in)
kegatelan saya itu akhirnya bikin lebih gatel lagi.
"kok tugas aja bisa dibikin sebagus ini. ah saya harus punya buku sendiri! yang bagusnya kayak begini. kalo bisa lebih bagus!! saya pengen bikin kumpulan coret-coret saya dalam bentuk buku. kalo perlu ada biografi saya disitu. berhubung ngga ada orang yang bakal mau merangkum cerita hidup saya dalam bentuk biografi, maka tak ada jalan lain kecuali saya sendiri yang menulis biografi saya. jadinya bibliografi deh. masa bodo, yang penting saya punya buku sendiri."

ngga tau kapan terealisasinya. tugas-tugas kampret monyong monyet ini bikin ruang gerak saya menulis dan berkreasi semakin terbatas. cukup tidak bisa berpikir untuk hal lain, kecuali tugas yang begitu saya cintai ini (ngomongnya sambil pengen nangis-nangis n cakar-cakar dinding)

cepatlah selesai semua ini.
adooooh otak saya udah gatel.
naskah saya udah liar.
cepetan dong tugas-tugas, go out as soon as possible from my life!!!

Minggu, 16 Mei 2010

sebuah idealisme

0

saya masih bingung apa arti kata idealisme sesungguhnya.
ideal menurut pemahaman saya adalah segala sesuatu yang tepat pada tempatnya, pas sesuai takarannya. jadi, entah apa arti kata ideal itu menurut kamus besar Bahasa Indonesia, atau pengertian lain yang mungkin dapat lebih dipercaya. entahlah, jadi apa ideal itu.

dan saya pandang idealisme sebagai pandangan seseorang atau individu tentang segala sesuatu (hal) yang seharusnya, yang semestinya, yang tepat pada tempatnya, dan yang pas sesuai dengan takarannya. bukan tentang apa yang lebih baik, tapi tentang apa yang seharusnya. inilah pandangan dan pemahaman saya tentang sebuah nilai idealisme.

saya tak tahu apakah idealisme dapat dibenarkan dengan mengatakan bangsa dan negaranya sendiri sebagai "sampah", mencaci maki tapi tidak menunjukkan etisnya idealisme seorang pemuda. ya, sesungguhnya saya masih belum bisa menerima aksi pencaci-makian seorang pemuda terhadap bangsanya sendiri, sementara dia tidak juga bisa dijamin telah melakukan sesuatu atau apapun terhadap bangsanya. entah itu orasi, maupun idealisme, tunjukkanlah bahwa kita adalah pemuda yang berpendidikan, tunjukkanlah cara berdiplomasi yang berpendidikan. kita adalah pemuda. agen perubahan. ujung tombak negara. tidak akan ada yang berubah dengan marah ataupun mencaci negara kita ini hanya dengan sebatas facebook, atau apapun itu. tidak akan. karena saya pun tidak yakin bahwa petinggi bangsa ini adalah agen of change-nya teknologi, sehingga mereka harus memiliki facebook, plurk, ataupun twitter. bergerak lah dan lakukan lah, apa yang menurut kita seharusnya dilakukan oleh pemuda, sesuai takaran, sesuai talenta, sesuai kapasitas, dan sesuai hati nurani kita.

saya menghargai bangsa ini meskipun saya tidak bisa menghargai pemerintahannya.
dan saya pikir, idealisme dan nasionalisme seseorang mempunyai caranya masing-masing.

mengutip kalimat Soe Hok Gie, yang begitu saya kagumi,

"kami tidak percaya pada slogan. patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan. seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. karena itulah kami naik gunung."

(pernyataan Soe Hok Gie ketika mengajukan proposal rencana pendakian ke Gunung Slamet kepada para petinggi)

saya yakin mahasiswa adalah kaum terpelajar dan berpendidikan. mereka bersekolah, mereka belajar dan mendalami lebih jauh. mereka adalah kaum intelektual bangsa. sedemikian hebatnya semangat dan gerakan mahasiswa hingga melahirkan demonstran-demonstran dan para pemikir. mereka adalah penggerak reformasi dan peruntuh orde baru. mereka adalah kaum-kaum yang akan tersentil dengan perubahan harga sembako, kenaikan harga minyak, impor yang berlebihan, rancangan para petinggi yang sangat tidak masuk akal bagi rakyat, apalagi praktek KKN di tubuh pemerintahan. mereka adalah agen perubahan bangsa.

dan saya bukan manusia politik, bukan pengurus pemerintahan kampus, dan entah apapun itu.
saya hanya lah seorang pendaki gunung dan penikmat alam. sesuatu yang saya yakini adalah bahwa "untuk menjadi orang terbaik, seorang harus dekat dengan alam". dan bahwa "the secret of making of the best persons is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth " (song of open the road, walt whitman)

inilah yang bisa saya lakukan sebagai seorang pemuda. bentuk idealisme saya. bentuk diplomasi saya terhadap bangsa dan negara ini.

mudah-mudahan inilah yang disebut idealis. nasionalis.

Minggu, 02 Mei 2010

Sabtu, 01 Mei 2010

perahu kertas,catatan seorang demonstran,dan ketidakadilan adat..

0

perahu kertas

misi saya sudah terlaksana. setelah bela-belain melepaskan event rafting demi mengejar acara "pulang kampung" yang hanya terjadi 5 tahun sekali (paling sebentar), akhirnya cita-cita menjadi agen neptunus dan menghanyutkan perahu kertas di "kubangan air" yang luas tercapai juga, walaupun tidak jadi menulis apa yang ingin ditulis sebelumnya. paling tidak dapat lah ikhtisarnya =)

2 hari yang lalu, tepatnya tanggal 29 april 2010, saya dan beberapa anggota keluarga di Siantar berangkat menuju Pangururan, kampung alm. oppung saya yang terletak di Pulau Samosir untuk ziarah. perahu kertas yang artinya "surat kepada neptunus" ini akhirnya bisa saya hanyutkan beberapa menit setelah kapal fery menuju Tomok berangkat. entah akan bermuara kemana, atau bahkan hancur menjadi bubur kertas sebelum sampai ke Neptunus (btw Nus, sekarang udah hijrah ke danau kah? abis susah nih Nus nyari laut. maklum deh)

catatan seorang demonstran

buku tua yang berhasil saya bawa dari etalase koleksi buku tua alm. oppung saya ini akan menjadi "harta" baru saya. ngga ridho sampai-sampai nasibnya sama dengan "Aku" nya Chairil Anwar. hilang ngga tau kemana gara-gara ngga balik-balik.

ketidakadilan adat terhadap perempuan

hari ini membuat saya menarik kesimpulan bahwa ADAT TAK PERNAH ADIL TERHADAP PEREMPUAN! kami tahu kami tak membawa nama dan keturunan, tapi apakah hak yang seharusnya menjadi hak pun harus dikompromikan karena kami perempuan?!
bukan masalah besar-kecilnya nilai yang menjadi objek, tapi sangat tidak konsisten ketika orang tua mengatakan DIA ADIL TERHADAP ANAK-ANAKNYA , lantas kemudian ketika apa yang menjadi hak perempuan harus dibagi kepada laki-laki, karena dia LAKI-LAKI. seharusnya DIA. sementara ketika LAKI-LAKI mendapat hak yang menjadi haknya, perempuan tidak punya sedikit pun hak untuk bersuara. karena dia PEREMPUAN.

siapa yang bilang tidak ada lagi pengkotak-kotakan gender?!

ADAT MEMBUAT SEMUANYA TERKOTAK-KOTAK DAN TIDAK ADIL

Senin, 12 April 2010

A LETTER TO KUGY

0

"saya tak mengira kita berdua punya setengah alur cerita yang sama.
jika kau adalah seorang makhluk nyata dalam keseharian saya, saya akan mengatakan padamu bahwa saya tahu bagaimana rasanya itu. bahkan sangat tahu.

berpura-pura adalah hal yang paling melelahkan yang harus kita lakukan. tapi tak satu pun yang dapat menyalahkan bahwa hati wanita adalah lautan rahasia terdalam. bahkan ketika saya ingin mempersalahkan semua ini, saya tiba-tiba teringat akan sebuah kodrat yang harus kita rasakan. mungkin itu lebih baik, setidaknya masih membuktikan bahwa kita masih punya hati. setidaknya.

saya tertawa, hingga menangis membaca setiap pikiran dan usahamu melarikan diri. itulah yang sangat saya inginkan saat ini. sangat menyebalkan karena semua itu hanya menjadi kegagalan karena dengan satu sentuhan Tangan Tuhan, Ia memunculkan orang yang membuat saraf-saraf kita sebegitu inginnya menghindar ini kemudian ada tepat di depan mata kita.
saya harap Tuhan tidak pernah menempelkan magnet pada kami, sebelumnya jika Ia sendiri tahu bahwa kami bukanlah pasangan yang nantinya akan saling menjaga dan melengkapi. itu agak tidak adil.

dan sekarang saya harus bersiap-siap menjadi "artis" dalam "sandiwara cerita" ini. sulit sekali untuk menunjukkan tidak apa-apa, sementara memang ada yang salah dengan saya. ada yang salah dengan perasaan saya.

tak ada pilihan lain selain meneruskan sandiwara cerita ini karena saya sudah terlanjur memerankan setengah alur.

saya harap Tuhan cukup bijaksana dan berbaik hati untuk memberikan saya ending yang sama indahnya denganmu :) "
Regards,



nopai semangka hangat

Rabu, 31 Maret 2010

AGEN NEPTUNUS

0

sudah hari kedua sejak senin menuju selasa, sejak saya mulai terhipnotis dan terjebak dalam "perahu kertas"

ya. perahu kertas. sebuah novel hasil rekomendasi seorang teman saya, Ignatius Fredy Sitindaon a.k.a pretty. hoow, cinta damai prett >o<
saya belum pernah membaca karya Dee sebelumnya, tapi judul ini cukup membuat saya tertarik. sederhana. dan bocah sekali. mengingatkan saya pada masa kecil yang cukup terbilang menyenangkan dengan sekumpulan perahu kertas. perahu kertas dari kertas-kertas ulangan yang bernilai jelek.

saya tak pernah tahu sinopsis cerita ini sebelumnya. pretty cuma bilang cerita percintaan. cuma saya pikir ini agak bombastis karena berhasil membius si kribo itu untuk menghabiskan satu kertas hanya untuk mencoret-coret nama Kugy sepanjang mata kuliah content development. seperti orang kesurupan. si kribo Fredy, bertampang rambo, berhati pinkan mambo (lagi, cinta damai ya fred) bisa terpikat, tersanjung, sampai terpeleset sama cerita itu?! wah, kalo Fredy ngga mental ama cerita begini, saya harus nyoba. pokoknya indikatornya Fredy. patokannya Fredy.

akhirnya setelah menempuh beberapa hari untuk mempertimbangkan, membeli atau meminjam (biasa insting mahasiswa, selama bisa menikmati yang gratisan, kenapa ngga? ngga ada yang lebih murah daripada gratis *ting ting ting*), saya putuskan untuk membeli. karena mengingat kapasitas saya yang tak mungkin bisa membaca buku berhalaman 400an lebih itu dalam waktu sehari-dua hari, sementara si pretty pengennya cepet-cepet dibalikin, karena bakal kangen sama si Kugy. mulai bodoh. ckckck. efek yang sangat dahsyat man.

perahu kertas sampai juga di tangan saya. setelah harus menempuh perjalanan pulang hujan-hujanan, dan setengah mati menyelamatkan si perahu kertas agar tidak keseret banjir bandang.

tak ada niat yang lebih mulia selain memberantas kebodohan, salah satunya dengan membaca buku.yeah! saya merencanakan untuk membaca si perahu kertas di hari libur kuliah saya. tapi sayang sekali, tangan saya cukup aktif untuk membuka chapter 1 dari 46 chapter. niat yang tadinya hanya ingin "menyicil" membaca berimbas pada aksi "baca buku sampai habis". jadilah saya, menghabiskan malam menghajar fajar untuk membaca buku. cukup 1 hari. boro-boro menunggu libur kuliah. 434 halaman tuntas dalam semalam. mata hampir jatuh. tugas manajemen proyek pun terbengkalai. fantastis si perahu kertas.

..............

AGEN NEPTUNUS

jika satu kebiasaan dan ritual aneh saya, adalah naik *a**i, maka Kugy Karmachameleon adalah menghanyutkan perahu kertas di aliran air. entah di got, di empang, di kali, apapun itu. aliran air yang ia yakini akan sampai di laut. sampai kepada neptunus.

ia meyakini dirinya adalah agen neptunus. mata-mata neptunus yang dikirim ke darat untuk melaporkan apapun yang terjadi di darat.

saya cukup terharu dengan kebiasaan ini.
mungkin memang ditakdirkan harus ada orang-orang aneh untuk menyemarakkan bumi ini.

si agen neptunus ini, pada akhirnya menginspirasikan saya tentang sesuatu. tentang "suara" yang pernah saya abaikan dulu. tentang "jiwa" yang pernah saya tinggalkan dulu. dan tentang "hati" yang pernah saya lupakan dulu.

MENULIS.

cita-cita yang pernah saya lupakan karena pikiran dan pandangan saya yang semakin realistis. kerealistisan yang membatasi cara berkhayal saya. sampai akhirnya itu mati. dan tidak ada awalnya lagi setelah bertahun-tahun. saya ingat bagaimana dulu saya smp senang sekali menulis. di buku diary, di buku tulis, bahkan di kertas- kertas kosong yang walaupun pada akhirnya berbuangan entah kemana. saat saya masih tidak peduli apakah yang saya tulis itu masuk akal atau tidak.

realitas yang mengubur cita-cita saya menjadi wartawan, karena "wartawan? mau jadi apa? mau makan apa?"
ya. realitas yang harus saya akui. "wartawan mau makan apa?"
pekerjaan yang sangat beresiko, tapi tidak cukup menjanjikan (di mata orang tua)

entah apa yang salah, karena darah kakek saya cukup kental dalam diri saya. idealisme dan cita-cita yang sama. hanya bedanya, dia berhasil mencapainya. dan saya tidak.

dialah sosok wartawan yang membuat saya belajar menulis hingga saat ini. seseorang yang menginspirasikan saya bahwa betapa banyaknya hal yang dapat kita tulis tentang dunia ini. tentang hidup yang singkat ini.

entah agen neptunus ini dapat menggerakkan jari saya sampai akhir atau tidak.

dan jika ini adalah sebuah perahu kertas, saya cuma ingin menyampaikan hal ini kepada neptunus,

"yth.neptunus, terimakasih untuk agenmu yang telah menginspirasikan saya tentang satu hal. saya ingin menulis lagi. suatu saat, saya ingin membaca tentang kehidupan yang saya tulis. jadi jangan biarkan saya untuk berpikir realistis..."


Selasa, 23 Maret 2010

PERAN DAN PENGARUH KONTEN LOKAL DALAM PROSES PENDIDIKAN

0

Coba tanyakan anak-anak zaman sekarang, siapa yang hari-harinya tidak menonton televisi? Terlepas dari apakah yang ditonton adalah acara anak-anak ataupun acara-acara music dewasa yang secara tidak langsung membuat mulut mereka bernyanyi-nyanyi lagu dewasa. Kesannya memang kurang ideal buat anak-anak, namun itulah ironisme yang terjadi di kehidupan anak-anak sekarang.

Televisi memang media yang paling ampuh untuk menyerbu audiencenya dengan segudang informasi dan hiburan. Anak-anak tahu lagu The Potters karena televisi, anak-anak tahu Spongebob karena televisi, anak-anak tahu si Unyil karena televisi, bahkan mereka tahu Upin-Ipin juga karena televisi.

Entah media cukup menyadari akan pentingnya konten-konten local yang mendukung proses pendidikan atau tidak bagi anak-anak, yang jelas adalah, munculnya beberapa program yang sifatnya edutainment adalah kemajuan yang cukup positif. Kenapa konten local? Karena konten luar negeri seperti Sesame Street ataupun Dora dengan “siblings-nya” si Diego, belum tentu memiliki persamaan budaya dengan Indonesia. Karena itu, jika memang harus diadaptasi, saya rasa memang perlu disesuaikan dengan kultur/budaya bangsa Indonesia sendiri. Paling tidak dari bahasa dulu saja. Namun untungnya, dengan adanya konten-konten luar negeri yang diadaptasi, bukan berarti mematikan konten-konten local yang made in Indonesia asli, seperti Bolang, aka Bocah Petualang, Laptop si Unyil, Dunia Air, dan lain sebagainya.

Saya agak cukup aware dengan beberapa tayangan televisi yang ditonton adik saya yang paling kecil. Sesuai pada sifatnya, anak-anak memang sangat menjauhi tayangan-tayangan yang sifatnya membosankan. Jangankan anak-anak, saya saja cukup bosan dengan tayangan edukasi yang 100% isinya pendidikan. Salah dua tayangan yang sering kami nikmati bersama tiap siang hari adalah Laptop si Unyil, dan Dunia Air. Program ini sangat membantu pemahaman akan sesuatu, terkadang bahkan menambah pengetahuan dan informasi bagi anak-anak. Ilustrasi-ilustrasi yang diberikan dalam bentuk animasi yang didukung oleh audiovisual yang menarik membantu pemahaman anak-anak dari pengetahuan dasar yang mereka miliki sebelumnya. Bahkan mungkin ada hal-hal baru yang didapatkan dari program edutainment seperti Unyil, misalnya. Sebagai contoh, ketika saya dan adik saya menonton tayangan si Unyil, ada informasi yang menurut kami baru, yaitu dimana adanya Watermelon Day di India yang diperingati setiap hari Kamis, untuk membiasakan anak-anak sekolah dengan pola makan yang sehat, dan menjauhi junk-food. Atau mungkin, program Dunia Air yang mendukung pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adik saya di sekolahnya. Banyak sekali pengetahuan/ informasi yang bisa dimanfaatkan dari konten-konten local Indonesia yang bersifat edutainment. Apalagi, pada dasarnya anak-anak adalah tipe-tipe “audiovisual”, menurut saya. Karena mereka lebih dapat cepat menyerap dan menangkap apa yang mereka lihat dan mereka dengar, dibanding harus membaca buku-buku pelajaran yang sesuai perkembangan zaman sekarang sudah semakin tebal seperti buku-buku anak kuliahan.

Untuk itu, akhir kata, saya ingin mengatakan, MARI KITA DUKUNG KONTEN LOKAL UNTUK MASA DEPAN ANAK-ANAK INDONESIA,YANG LEBIH BAIK DAN LEBIH

Senin, 15 Maret 2010

PENDIDIKAN ALA INSTITUSI VERSUS PENDIDIKAN ALA MEDIA

0


Jika pendidikan adalah sebuah proses belajar dan mengajar dalam sebuah wadah/ institusi pendidikan, bagaimana halnya dengan media interaktif atau program TV edukasi yang mengusung konsep edutainment?

Arti dari belajar-mengajar sendiri adalah proses mendapatkan pengetahuan atau mengembangkan kemampuan dan kebiasaan baru. Lantas, apakah pendidikan hanya dapat dikatakan sebuah proses belajar-mengajar apabila sebuah institusi yang melakukannya?

TIDAK. Mari kita lihat.

Edutainment adalah bentuk hiburan yang dirancang untuk mendidik serta menghibur. Pendek kata, hiburan kita dapat, pengetahuan pun kita raih. Audience tak perlu sampai berlagak mengerutkan dahi (atau memang mengerutkan dahi) untuk berpikir keras dan mencernanya mati-matian. Dan akhir-akhir ini, media (dalam hal ini televisi) sudah cukup banyak membuat program TV yang sifatnya edutainment, baik itu yang ditujukan untuk anak-anak, maupun orang dewasa. Tak sebatas Dora, dan semacamnya, program- program televisi pada siang menuju sore hari biasanya cenderung mengarah kepada edutainment. Laptop si Unyil misalnya, banyak informasi ataupun pengetahuan yang tak hanya bermanfaat kepada anak-anak, bahkan saya sendiri pun yang notabene seorang mahasiswa. Pengetahuan yang didapat dari program- program TV seperti ini biasanya lebih bersifat insight, karena penyampaiannya yang memang bukan secara formal, selain itu lebih memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada masing- masing audiencenya.

Konsep edutainment sendiri dirasa sangat membantu dalam penyampaian informasi maupun pengetahuan karena kecenderungan audience (baik anak-anak maupun dewasa) pada umumnya yang merasa bosan dengan program TV yang 100% edukasi. Rasanya sangat manusiawi sekali, saya pun demikian. Karena itulah mengkombinasikan entertainment dan education merupakan upaya yang tepat dalam rangka ikut mencerdaskan anak bangsa. Dan pada kenyataannya pun, apa yang disampaikan lebih mudah diingat dan disimpan. Karena mungkin hal- hal tersebut didukung oleh audiovisual yang baik, ditambah dengan adanya ilustrasi animasi yang dapat lebih membantu anak-anak maupun orang dewasa sendiri untuk memahami dan mengingatnya.

Tanpa mengabaikan pendidikan formal yang dilakukan oleh institusi, baik keduanya, pendidikan formal yang diberikan oleh wadah/ institusi pendidikan formal, maupun pendidikan informal (informasi ataupun pengetahuan) yang disampaikan oleh media adalah sama baiknya, dan saling melengkapi. Pendidikan formal di sekolah ataupun kampus tidak lebih baik, begitu pun program-program TV edutainment. Pendidikan formal dapat memberikan pemahaman dasar kepada seseorang sebelum ia memperoleh pemahaman yang lebih dalam melalui apa yang ia lihat di media misalnya. Dan ada beberapa hal yang mungkin tidak didapatkan melalui pendidikan formal, namun bisa didapatkan melalui program- program TV edutainment, ataupun sebaliknya. Terutama untuk pengetahuan umum yang terkadang tak disampaikan oleh guru/pengajar di sekolah atau di kampus, ataupun yang tidak disebutkan di buku ataupun literature kampus.

Pada akhirnya, saya menyimpulkan bahwa, baik pendidikan yang berasal dari lembaga/institusi pendidikan maupun pendidikan yang berasal secara informal dari program- program TV yang berkonsep edutainment adalah sama pentingnya. Dan sangat penting untuk menumbuhkan dan menciptakan lebih banyak program yang sifatnya mendidik (sekaligus menghibur) daripada harus mem-beranak pinang-kan reality- reality show penuh kebohongan dan penipuan publik.

Senin, 08 Maret 2010

Sejauh Mana Indonesia Akan Sanggup Menghadapi Masa Depan Yang Modern dan Berbasis Teknologi Yang Mudah Diakses?

0

Apa yang dipikirkan orang- orang ketika mendengar kata teknologi? Kebanyakan dari mereka akan mengatakan INTERNET. Ya, internet memang merupakan salah satu bentuk teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang sangat cepat.

Siapa yang tidak mengenal Facebook? Siapa yang tidak mengenal YouTube? Siapa yang tidak mengenal Kaskus? Semuanya dapat dikatakan sebagai "buah karya" internet yang semakin canggih dan berkembang. Segala sesuatunya menjadi mudah, praktis, menghemat waktu dan biaya. Masih ingat tentunya bagaimana "tradisi" kita berkomunikasi ataupun mencari- cari lagu yang kita sukai, ketika 7 sampai 8 tahun yang lalu? Dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang lumayan mahal agar tujuan dapat tercapai. Namun lihatlah sekarang, tak perlu sampai Rp 20.000 (perbandingan rata-rata harga kaset zaman dulu) untuk mendapatkan semuanya.

Jauh daripada itu, internet juga dirasa sangat membantu dalam dunia pendidikan. Manfaat internet yang paling terasa di kampus adalah dengan adanya sistem database online untuk mahasiswa maupun dosen yang memungkinkan mahasiswa ataupun dosen lebih mudah mengakses segala sesuatu yang berkaitan dengan perkuliahan, sekalipun sedang tidak berada di lingkungan kampus. Dan yang akhir-akhir ini sedang marak-maraknya yaitu sistem e-learning (belajar jarak jauh) atau lebih tepatnya sistem e-course (kuliah jarak jauh) yang memungkinkan mahasiswa dan dosen melakukan perkuliahan ataupun proses belajar- mengajar di luar jam kuliah (tanpa harus bertatap muka secara langsung). Beberapa universitas di Indonesia sudah mulai menerapkan sistem ini untuk mendukung perkuliahan mereka agar tetap berjalan. Di samping menghemat waktu, juga menghemat biaya. Saat ini kita sudah tidak bisa heran lagi dengan banyaknya "e-" yang mulai berkembang.

Lantas sejauh mana Indonesia akan sanggup menghadapi masa depan yang modern dan berbasis teknologi yang mudah diakses? Fakta yang terjadi dewasa ini memang mengarah pada kondisi yang mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi maupun melakukan komunikasi melalui internet, misalnya dengan munculnya produk-produk telepon seluler (handphone) yang terfasilitasi internet, tempat- tempat umum yang menyediakan fasilitas hotspot/ wifi, warung-warung internet (warnet), ditambah bermunculannya berbagai jenis modem internet yang semakin mempermudah masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Namun dengan biaya akses internet yang masih tergolong cukup mahal di Indonesia, ke depannya bisa menjadi faktor penghambat dalam menghadapi masa depan yang semakin modern dan canggih. Walaupun rasanya tak bisa disalahkan juga mengapa biaya akses internet di Indonesia bisa cukup mahal. Tak lain karena penggunaan internet oleh user Indonesia yang lebih banyak mengakses ke situs luar negeri dibandingkan ke situs dalam negeri sendiri, sehingga ISP (Internet Service Provider) harus mengeluarkan biaya yang cukup besar agar bandwidth luar negeri tersebut dapat digunakan oleh penggunanya. Biaya akses internet pun pada akhirnya menjadi lebih mahal. Bersyukurlah jika sekarang biaya akses internet perlahan- lahan mulai turun dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Meski itu pun masih belum semurah biaya akses internet di luar negeri, seperti Jepang dan Singapura misalnya. Memang, akan membutuhkan usaha yang cukup keras untuk Internet Service Provider di Indonesia, karena tak bisa dipungkiri bahwa internet sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang.

Dan yang perlu juga diperhatikan adalah, sebanyak dan secanggih apapun suatu teknologi, akan memberikan manfaat apabila teknologi itu mudah diakses dan masyarakat mengerti bagaimana menggunakannya. Melihat perkembangan dan pengaruh internet yang sedemikian besarnya saat ini saja, bagaimana nanti? Modernisasi dan globalisasi yang terjadi akan semakin mendorong manusia untuk mau tak mau dapat beradaptasi dengan teknologi yang ada. Jika tidak, mereka akan ketinggalan. Dan untuk itu, berilah kemudahan semudah mungkin untuk masyarakat dalam mengakses teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet, yaitu denga menawarkan biaya akses yang murah pula, agar masyarakat Indonesia, secara merata, dari berbagai usia, dan kelas sosial- ekonomi dapat mengenal dan menggunakan internet. Apalagi jika dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia dapat mengembangkan dan mengandalkan teknolgi dan contentnya sendiri, tanpa harus menjadi follower ataupun "korban teknologi", saya pikir Indonesia akan lebih baik dari sekarang dan lebih siap dalam menghadapi masa depan yang modern.

Rabu, 03 Maret 2010

suryakencana.

0

entah apa yang kita pikirkan
ketika menaruh setumpukan ransel- ransel ini
dan entah apa juga yang kita lakukan
ketika kaki mulai melangkah di antara suara jangkrik dan hutan sepi

udara suryakencana cukup dingin menusuk untuk membuat kita mati
tanah dan batu gunung putri pun cukup menertawakan keringat dan peluh kita yang bertetesan
di atas badan- badannya

tapi langkah kita belum bisa berhenti
karena tak ada alasan untuk itu
sebelum kita menapaki kaki di puncaknya

dan di antara hamparan padang eidelweiss yang dingin dan sepi
kita berpikir akan Keagungan Tuhan
dan keindahan Surga.

16 KILOMETER

0

sebuah catatan perjalanan menuju 16 kilometer pantai UJUNG KULON..

prolog:
16 kilometer UJUNG KULON adalah perjalanan ter- fiuh bagi saya, ter- hiks, bahkan ter- arghhhhhh! saya bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana tragedi 15 MENIT LAGI! itu terucap berkali- kali selama perjalanan. 15 menit yang terjadi selama hampir 36 kali. sungguh fantastis *sial*

susur pantai UJUNG KULON adalah pengalaman pertama saya dalam susur-menyusur. dan jika dikategorikan dengan perjalanan- perjalanan saya sebelumnya, perjalanan ini termasuk kategori WOW CAPE DEH! yang ratingnya 11 12, atau malah 11 13 mungkin, dengan perjalanan mendaki gunung Putri, menuju alun- alun Suryakencana, yang membuat saya hampir bengek sesak nafas *agak lebai*

oke, now see the inlay for details.

bandung.
perjalanan ini dimulai pada pukul 05.00 subuh dari kampus saya, Institut Manajemen Telkom, yang terletak di daerah Gegerkalong Hilir. diperlukan waktu kira- kira setengah jam lebih untuk sampai di terminal Leuwipanjang (dalam kondisi pagi dan tidak begitu macet)
pukul 06.00 kami berangkat dari Leuwipanjang menuju Jakarta yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam, dilanjutkan dengan perjalanan menuju terminal Serang, Banten sekitar 1-1,5jam.

dari terminal Serang, perjalanan pun dilanjutkan menuju desa Tanjung Jaya, dengan menggunakan Elp, yang membutuhkan waktu sekitar 5 jam. desa Tanjung Jaya adalah titik kami akan memulai penyusuran, dan desa ini adalah daerah terujung dari daerah SUMUR.

kami menginap di salah satu rumah warga untuk semalam sebelum memulai perjalanan. dan saya suka sekali karena tak perlu khawatir tentang makanan disini. untuk orang-orang yang tergolong pecinta seafood, apalagi ikan, ini akan menjadi 'surga' bagi kalian, karena sangat mudah mendapatkan makanan seperti ini disini. posisi desa ini yang terletak tepat di pinggir pantai tampaknya membuat ikan dan seafood-seafood lainnya menjadi makanan yang sudah umum disini. yah, ibarat orang bandung makan ayam lah.

dan ada sebuah dermaga, yang bisa banget dijadikan objek hunting foto. sayangnya saya tidak dapat melampiaskan hasrat menjepret saya, karena waktu itu telah malam. kebayang pagi hari di dermaga dengan debur ombak dan langit yang biru indahnya seperti apa.

esok paginya sekitar pukul 09.30 perjalanan pun dimulai. ada 2 titik yang harus ditempuh disini, yaitu KALEJETAN 9 km, dan KARANG RANJANG 7 km.

perjalanan menuju KALEJETAN dilakukan dengan menyusuri hutan. track nya tidak begitu menanjak dan tergolong cukup landai, dan perlu menyeberangi beberapa jembatan bambu yang cukup membuat orang silindris terganggu :p
hanya, hati-hati saja di hutan ini, karena nyamuknya besar- besar dan tergolong sangat ganas.
dibutuhkan waktu sekitar 4,5 jam untuk sampai di KALEJETAN, dengan sabana di pinggir pantainya. nice!

dari KALEJETAN, kami berangkat pukul 15.00 menuju KARANG RANJANG. dan disinilah, puncak penderitaan dimulai. ya, kami mulai sangat menderita di track ini. setelah menyusuri hutan sebentar, kami bertemu dengan medan pantai yang berpasir dalam. sangat berat rasanya menyusuri medan seperti ini sambil membawa carrier. ada beberapa jam kami menyusuri pantai berpasir seperti ini. hujan yang tiba- tiba turun membuat saya cukup stres untuk menyelamatkan kamera DSLR saya (sudah dihantam asinnya air laut, dihantam air hujan pula). hal ini cukup memperlambat pergerakan kami.

setelah dihadapkan pada berjam- jam melewati track pasir, kami pun membelok masuk kembali ke hutan, karena karang besar yang langsung berbatas dengan laut tak memungkinkan untuk dilewati. namun, jangan melewatkan bagian setelah ini! karena setelah keluar dari hutan, kami diperlihatkan sebuah Karya Agung Tuhan yang benar- benar indah. pantai dengan karang- karang yang indah di tengah laut. pemandangan yang hampir sama dengan yang saya lihat di film LASKAR PELANGI. speechless. keren banget!
sebuah penyesalan terbesar saya tak bisa mengabadikannya karena harus melanjutkan perjalanan kembali, mengingat waktu sudah hampir sore.

perjalanan yang dijanjikan 15 MENIT LAGI yang terucap berulang-ulang kali selama perjalanan ternyata bukan janji manis. saya kira benar- benar akan sampai dalam waktu 15 menit lagi, dan dengan semangat 45 saya hidupkan handphone, lalu memutar lagu HAPPY- nya Alexia. ternyata, nyanyian sumbang kami itu berujung pada airmata. setelah keluar-masuk hutan, pasir, dan kini giliran karang- karang. hari sudah hampir gelap, dan kami masih harus menerima kenyataan bahwa setelah karang, kami harus menghadapi pasir yang dalam kembali.

akhirnya kami tiba di tujuan, sekitar pukul 06.30 malam. tak ada mulut yang berhenti mengoceh karena perjalanan gila ini. benar- benar kaki terasa sudah tidak pada tempatnya lagi.
"kalo bisa gw tinggal aja, gw copot tu kaki, trus gw tenteng!", ocehan-ocehan yang berasaskan emosi sangat banyak terdengar di akhir perjalanan hari ini.

UJUNG KULON adalah pantai yang indah, dan bersiap-siaplah "make a wish" disini, karena banyak sekali bintang jatuh di malam hari :)
tinggal pasang posisi ala METEOR GARDEN.

keesokannya kami pulang dengan track yang berbeda. track yang jauh lebih pendek, yang membuat kami merasa habis tertipu oleh Kang Dedi, warga sana yang menjadi Tour Guide kami. memang dasar.
track pulang kali ini seperti biasa, melewati hutan, pasir, ditambah bonus track hutan mangrove dan sungai air tawar, dan plus plus menyeberangi genangan air laut yang cukup sepaha, dan cukup membuat celana basah kuyup, dan pada akhirnya membuat kami terpaksa menyelamatkan carrier dengan gaya orang mudik, agar carrier tidak ikut basah kuyup.

dahsyat memang. bahkan setelah sampai di desa Tanjung Jaya pun, ternyata kami harus berjalan selama 1 jam lebih untuk sampai di curug.
air so jauh! kaki gw benar- benar copot! tinggal ditenteng.

this is WOW. bersiap-siaplah untuk reparasi kaki. tapi, segala sesuatunya terbayar. trust it.



Senin, 01 Maret 2010

DREAM.EOS AND EOS.

1


saya melakukan hal-hal yang cukup tolol untuk ini.

eos bukanlah barang yang murah untuk saya. tak bisa dengan seenak kentut juga mengemis pada orang tua untuk nominal sebesar ini, karena orang tua saya juga bukan konglomerat yang sampai bingung mau membuang uangnya kemana lagi.

mimpi ini mulai tercetus dalam kepala saya sejak kelas 2 SMA. terinspirasi dari kamera fokus super jadul milik kakek saya yang notabene adalah wartawan surat kabar.

saya bukan pembeli efektif dan berdaya beli saat itu. saat masih bergantung pada uang jajan per hari yang hampir selalu habis tanpa sisa. agak berat juga menyalahkan kebiasaan makan saya karena itu manusiawi buat saya *hahaha*

ya ya ya, kelas 2 SMA pun terlewati dengan impian sebatas tulisan di binder.

lalu, entah apa yang saya lihat sebelumnya sampai akhirnya di kelas 3 SMA saya benar- benar bertekad untuk membeli eos. saya mati- matian mengurangi jajan, salah satunya dengan membawa bekal makanan ke sekolah *untungnya bukan cuma saya aja* dan pengeluaran jajan saya benar- benar tertekan saat saya mulai mengalami gejala sinusitis. hampir sebulan saya tidak ikut makan di kantin saking pusingnya.

yap! pada akhir periode, tabungan yang terkumpul hampir sejuta.

yang ada di pikiran saya saat itu adalah "gile, mo berapa tahun lagi nih gw gak makan?!"

sementara ada teman saya yang mulai unjuk gigi dengan canon eosnya, dan ditambah bergaul dengan mas- mas tukang desain buku kenangan yang hampir selalu menenteng kamera fokusnya, saya pun makin mimpi- mimpi ngarep. pada akhirnya mimpi menenteng kamera fokus itu pupus dengan tamatnya masa SMA saya dan cuma bisa tercatat di buku kenangan bahwa saya NOPAI SI PELAUT TUTT TUTT bercita- cita menenteng kamera fokus!

Ini adalah masa kuliah-

kebebasan berekspresi semakin menjadi- jadi. streoform saya pun ikut- ikutan unjuk suara, dengan tulisan "aku ingin punya kamera fokus. syalalalalala.."

apapun itu, saya selalu bilang "aku ingin punya kamera fokus"

dinding kamar saya pun mulai ditempal- tempeli artikel- artikel dan gambar kamera fokus. setiap sebelum tidur saya membayangkan suatu saat saya akan menenteng kamera itu sambil jalan-jalan. isi otak saya hampir penuh dengan kamera fokus *tapi untungnya saya masih sadar kalau tujuan saya ke bandung bukan untuk membayangkan kamera fokus*

dan semua ini saya lakukan setelah membaca buku THE SECRET *bukan mo promosi buku.bukan,bukan*

di buku THE SECRET yang harus saya baca dengan konsentrasi penuh pas malam- malam gak ada suara itu dikatakan bahwa salah satu jalan untuk menarik impian kita adalah dengan terus membayangkannya, termasuk hal- hal agak aneh seperti menempal- nempeli gambar- gambar objek mimpi yang kita inginkan.

pokoknya buku itu tau aja dah kalo gw lagi ngarep banget menuju puncak mimpi gw memiliki kamera fokus. gw sukses menjadi orang setengah tolol. untung masih setengah.

sebodo teuing bodonya, asal gak makan biaya, apapun saya lakukan lah kalo timbang nempeli gambar kamera dari koran dan majalah yang terkatung- katung di kosan.

kayaknya setahun kemudian setelah saya setahun kuliah-

perlahan- lahan jalan mulai terbuka. God is good. tabungan saya mulai memiliki syarat kepemilikan. walaupun pada akhirnya saya membutuhkan waktu hampir setahun juga untuk mengeksekusinya. hampir tidak percaya saat saya menenteng bungkusannya ke mobil. berkali- kali saya mencubit pipi saya untuk membuktikan ini bukan mimpi. dan beberapa jam saya cukup melongo di kamar sambil memandangi eos 1000d baru saya. harganya mungkin tak seberapa untuk kaum borjuis dan elite, karena eos punya saya itu termasuk eos termurah dari segala eos dan mungkin juga eos murahan bagi fotografer- fotografer kelas atas. tapi kebodohan- kebodohan *menurut saya* yang telah saya lakukan yang bahkan tak bisa membayarnya.

saya percaya bahwa apa yang saya bayangkan dalam benak saya, akan saya genggam dalam tangan saya.

dan itu terjadi!

Rabu, 24 Februari 2010

cerita PR doa adik kecil saya

0

saya bahkan tidak pernah menceritakan ini pada keluarga saya..

adik saya yang paling kecil *entah sd kelas berapa saat itu* jarang sekali masuk sekolah karena dia sering sakit. entah berapa kali absen saat itu. dan berapa kali dimarahin guru karena sering lupa mengerjakan tugas. entah berapa kali juga ibu saya harus menghadap ibu gurunya.

suatu saat, tanpa sengaja saya mengobak-abrik buku pr dan tugasnya.
saya temukan sebuah pr agama dimana perintahnya, mereka harus menulis surat dan doa untuk TUHAN.
iseng-iseng saja membaca dengan niat menertawakan. satu kata dua kata, saya masih geli..
kata-kata berikutnya dia menulis kalimat yang intinya seperti ini " YA TUHAN, SEMOGA SAYA NAIK KELAS"
agak miris membaca surat dan doanya saat itu, karena ketika itu memang dia terancam tidak naik kelas karena nilai dan absen yang hampir berminggu-minggu.
tanpa saya sadari, airmata saya menetes untuk kalimat itu. saya mengamininya, dan berpikir hal itu selama beberapa hari.

sampai akhirnya tiba hari penerimaan raport. selalu hari sabtu.
saya berdoa untuk doanya, dan deg-deg an menunggu dia pulang dari sekolah.

adik saya itu, pulang dengan keadaan tersenyum dan masih riang. saya lega karena ekspresi seperti itu pasti menunjukkan dia sedang senang karena doa naik kelasnya terkabul. hingga orang tua saya yang bilang dia tidak naik kelas.
saya hampir menangis *walaupun saat itu pura-pura biasa* karena tak bisa membayangkan kekecewaannya karena surat dan doanya tidak dikabulkan TUHAN.

insomnia saya tadi malam membuat pikiran saya flashback pada cerita ini.

dan adik saya itu, saat ini sedang bercita-cita menjadi MASTER OF ART. entah dia serius atau bercanda karena dia selalu mengucapkan kata-kata itu. dia memang suka menggambar, bahkan di saat pendeta khotbah :p
sempat juga dia berpikir untuk menjadi seorang PENULIS. entah mana yang benar.
tapi apapun itu, saya suka dengan apapun cita-cita yang dia celetukkan.
dan semoga kali ini TUHAN benar-benar melihat kalau dia serius.

CATATAN SOE HOK GIE

0

kami tidak percaya pada slogan.

patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan.

seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya.

dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.

pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat.

karena itulah kami naik gunung.

*soe hok gie*

GIE

0

akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap
sambil membenarkan letak leher kemejaku

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian kaki yang menjadi dingin

apakah kau masih membelaiku semesra dahulu?
ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra
lebih dekat..
apakah kau masih akan berkata
kudengar detak jantungmu

kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta..

*LIKE THIS!*

mandalawangi-pangrango

0

senja itu ketika matahari turun ke dalam jurang-jurang mu
aku datang kembali
ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintaimu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti mandalawangi
kau datang kembali
dan berbicara padaku tentang kehampaan semua

hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah

dan di antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas- batas jurangmu

aku cinta padamu pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup



19 juli 1966
soe hok gie